5 Pesan Bagi Orang Tua Milenial yang Anaknya Mondok

referensimuslim.com

referensimuslim.com – mohon maaf admin baru bisa posting lagi, maklum hampir dua pekan persiapan dan menyambut santri baru di AsSyifa Boarding School Wanareja. Banyak yang ingin diceritakan sebenarnya, untuk motivasi tentunya. Namun, admin pilihkan saja yang memang menurut admin sangat berkesan.

Diantaranya, cerita Bapak Khoril Tanjung, dari pelosok Bengkulu, yang mendapatkan kesempatan berbicara di depan para orang tua, beliau menceritakan bahwa, anaknya yang mencari sendiri sekolah tujuan, hanya bermodal informasi dari internet, akhirnya bisa daftar ke Assyifa Wanareja secara online, dan alhamdulillah diterima alias LULUS.

Lain lagi cerita Bapak Syafi’i kelahiran Madura, beliau bercerita, bahwa sebenarnya kepengennya, adik kakak daftar di Assyifa, namun ternyata adiknya memilih Gontor, dan alhamdulillah kakaknya lulus di Assyifa Wanareja, adiknya diterima di Gontor sesuai pilihannya.

Nah, bagi bapak/ibu yang hari-hari ini putra/putrinya mulai di pesantren atau Boarding School, simak nasihat berharga ini,  5 Pesan Bagi Orang Tua Milenial yang Anaknya Mondok.

Oh iya, satu lagi ceritanya, rupanya orang tua milenial, baru satu hari putra/putrinya mondok, di group orang tua sudah riuh, tanya jadwal telpon kapan?, kegiatan anak saya pagi ini apa? Dan hebatnya jam 23.10 masih terus bertanya di group, apakah anaknya sudah tidur atau belum?! Luar biasa perhatian orang tua milenial terhadap putra/putrinya!

Berikut kami kutipkan nasihat Pimpinan Pondok Modern Gontor, Kiyai Hasan Abdullah Sahal, khususnya bagi orang tua milenial yang anaknya baru mondok;

Pertama, Tega. Orang tua harus tega meninggalakan anaknya di pondok. Biasanya para ibu punya sindrom gak tegaan.

Yakinkan pada diri Bapak/Ibu bahwa di pesantren putra-putri ibu dididik bukan dibuang, diedukasi bukan dipenjara. Harus tega, karena pesantren adalah medan pendidikan dan perjuangan.
Yakinlah keadaan anak bapak jauh lebih baik dibanding keadaan saat Nabi Ibrahim alaihissalam meninggalkan putranya di gurun yang tandus tidak ada pohon sekalipun, apalagi MCK dan kantin

رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman” …(QS. Ibrahim/14, 37)

Kedua, ikhlas. Sebagaimana kita sadar, bahwa anak kita dididik, dan diajar, kita juga harus ikhlas purta-putri kita menjalani proses pendidikan itu; dilatih, ditempa, diurus, ditugaskan, disuruh hafalan, dibatasi waktu tidurnya, dan sebagainya.

Kalau merasa anak Anda dibuat tidak senyaman hidup dirumah, silakan ambil anak itu serkarang juga. Pondok bukan funduk (hotel), pesantren tidak menyediakan pesanan. Lagi pula, guru dan ustadz belum tentu dibayar dari uang kita.

Klik link Video ini: Berapa tahun Usia Ideal Anak Masuk Pesantren? Jawaban Ust Abdul Somad

Ketiga, Tawakkal. Setelah menetapkan hati untuk tega dan ikhlas, serahkan semua pada Allah.
Berdoalah! Karena pesantren bukan tukang sulap, yang dapat mengubah begitu saja santri-santrinya.

Kita hanya berusaha, Allah azza wa jalla mengabulkan doa. Doa orang tua pada anaknya pasti dikabulkan. Minta juga anak untuk rajin berdoa karena doa penuntut ilmu mustajab.

Keempat, Ikhtiar. Poin ini yang utama adalah dana. Tidak semua pondok merupakan lembaga amal. Banyak pondok yang tidak menggaji ustadznya, masa’ harus dibebani dengan membiayai santrinya juga. Imam Syafi’i sendiri berpesan mengenai syarat menuntut ilmu adalah dirham (baca: uang/rupiah). Insyallah, semua yang dibayarkan bapak-ibu 100% kembali pada anak-anak.

Kelima, yang terakhir, Percaya. Percayalah bahwa anak bapak-ibu dibina, betul-betul dibina. Semua yang mereka dapatkan di pondok adalah bentuk pembinaan. Jadi kalau melihat anak-anakmu diperlakukan bagaimanapun, percayalah itu adalah bentuk pembinaan.

Jadi, jangan salah paham, jangan salah sikap, jangan salah persepsi. Jangan sampai, ketika ibu-bapak berkunjung menjenguk anak, kebetulan melihat putra-putrinya sedang mengangkut sampah, kemudian wali santri mengatakan “ngak bener nih pondok, anak saya ke sini untuk belajar, bukan jadi pembantu”.

Ketahuilah bapak, ibu… putra-putrimu pergi ke pesantren untuk kembali sebagai anak berbakti. Jangan beratkan langkah mereka dengan kesedihanmu. Ikhlaskan, semoga Allah rahmati jalan mereka.

Izinkan admin menutup tulisan ringkas ini dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

زُرْ غِبًّا تَزْدَدْ حُبًّا

Bertemulah jarang-jarang agar cinta makin berkembang.
(Abu Dawud, Ibnu Hibban, Thabrani dan Baihaqi dengan sanad shahih)

Demikian kutipan mendalam 5 pesan bagi orang tua milenial yang anaknya mondok. Semoga Bermanfaat!

Baca Juga: Informasi Pendaftaran Santri Baru Pondok Pesantren Assyifa Subang 2022-2023 

Berbagi dengan Admin Follow IG@referensimuslim

Silahkan tulis komentar Anda disini!

Your email address will not be published. Required fields are marked *