Khutbah Idul Fitri: Pendidikan Ramadan yang Membawa kepada Karakter Bangsa

Khutbah Idul Fitri dengan judul Pendidikan Ramadan yang Membawa kepada Karakter Bangsa. Semoga bermanfaat! Download DISINI.

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ ٣x

ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَالَمِينَ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَٱلصَّلَاةُ وَٱلسَّلَامُ عَلَىٰ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَىٰ آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إِلَىٰ يَوْمِ ٱلدِّينِ.

أَمَّا بَعْدُ، فَأُوۡصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى ٱللَّهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ. قَالَ اللَّهُ تَعَالَىٰ فِي ٱلْقُرْآنِ ٱلْكَرِيمِ: يَا أَيُّهَا ٱلَّذِينَ آمَنُوا ٱتَّقُوا ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُونَ.

 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamd.

Kaum Muslimin yang dirahmati Allah,

Pada hari yang penuh berkah ini, hati kita dipenuhi dengan dua perasaan sekaligus: kesedihan dan kebahagiaan. Kita merasa sedih karena bulan Ramadan yang mulia telah berlalu. Bukan karena kita tidak memiliki pakaian baru atau makanan istimewa untuk Lebaran, bukan pula karena tidak bisa pulang kampung bertemu keluarga. Tetapi kita bersedih karena Ramadan yang penuh rahmat terasa begitu cepat berlalu, sementara kita merasa belum maksimal dalam menjalankan ibadah dan membina diri.

Lebih dari itu, kita tidak tahu apakah tahun depan masih diberi kesempatan untuk kembali bertemu dengan bulan Ramadan. Umur kita adalah rahasia Allah, dan hanya Dia yang mengetahui apakah kita masih akan hidup untuk menyambut Ramadan berikutnya.

Namun, di balik kesedihan itu, kita juga merasakan kebahagiaan yang mendalam. Kita bersyukur karena telah menjalani ibadah Ramadan dengan sebaik-baiknya. Kita berharap agar amal ibadah yang telah kita lakukan menjadi sebab diampuninya dosa-dosa kita, sehingga kita kembali kepada fitrah, seperti bayi yang baru lahir, bersih dari dosa dan memiliki keimanan serta ketakwaan yang lebih kokoh.

Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada Nabi Muhammad Saw, beserta keluarga, para sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamd.

Kaum Muslimin yang dimuliakan Allah,

Bulan Ramadan baru saja berlalu. Ia adalah bulan yang penuh keberkahan dan kemuliaan, bulan Al-Qur’an (Syahrul Qur’an), dan juga bulan pendidikan (Syahrut Tarbiyah). Selama satu bulan penuh, kita dididik, ditempa, dan dibina melalui berbagai amal ibadah. Ramadan adalah program pendidikan yang paripurna, dengan tujuan utama membentuk pribadi yang bertakwa kepada Allah Swt, sebagaimana firman-Nya:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

Tiga Nilai Tarbiyah Ramadan: Kejujuran, Syukur, dan Istiqomah

Dari berbagai pelajaran yang kita dapatkan selama Ramadan, ada tiga nilai utama yang harus kita pertahankan setelah Ramadan berakhir, yaitu kejujuran, syukur, dan istiqomah, ketiga merupakan nilai ketaqwaan yang disebutkan dalam al-Qur’an.

Pertama, Kejujuran

Dari sejumlah makna taqwa yang dijelaskan para ulama, diantaranya yaitu kejujuran. Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur). (QS. At-Taubah: 119)

Puasa mengajarkan kita nilai kejujuran. Ketika seseorang berpuasa, ia tetap menahan diri dari makan dan minum meskipun berada sendirian di tempat tertutup, tanpa ada yang melihatnya. Kesadaran bahwa Allah SWT senantiasa mengawasi membuat kita tidak berani berbohong, baik kepada Allah SWT, diri sendiri, maupun orang lain.

Dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa saat ini, kejujuran menjadi hal yang sangat penting. Banyak persoalan di negeri ini yang seharusnya bisa cepat terselesaikan, tetapi justru berlarut-larut karena kurangnya kejujuran. Tidak jarang, seseorang yang bersalah sulit dinyatakan bersalah karena bukti belum cukup atau bahkan sengaja disembunyikan. Proses pembuktian pun memakan waktu lama. Padahal, jika pelaku kesalahan berani mengakui perbuatannya dengan jujur, persoalan bisa lebih cepat diselesaikan.

Sebaliknya, ketika kejujuran hilang, yang muncul adalah saling mencurigai, bahkan saling menuduh, sehingga permasalahan menjadi semakin rumit. Oleh karena itu, puasa sebenarnya telah melatih kita untuk berpegang teguh pada kejujuran sesuai dengan suara hati yang bersih dan tajam. Jika nilai kejujuran ini tidak tercermin dalam kehidupan sehari-hari setelah Ramadan, maka tujuan pendidikan dari ibadah puasa belum benar-benar tercapai, meskipun secara hukum ibadah puasanya tetap sah.

Didalam hadits disebutkan,

عَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhuma, ia berkata: “Rasulullah Saw bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta (pembohong).’” (HR Bukhari dan Muslim)

Selengkapnya KLIK Download : Khutbah Idul Fitri: Pendidikan Ramadan yang Membawa kepada Karakter Bangsa

Silahkan tulis komentar Anda disini!

Your email address will not be published. Required fields are marked *

kompilasi_tafsir_juz30