Teladan Salaf Dalam Membaca Al-Qur’an di Bulan Ramadhan (Bag. ke-2)

ReferensiMuslim.Com – Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keutamaan dan keistimewaan. Salah satunya dengan Al-Qur’an. Karena pada bulan tersebut, kitab suci umat Islam diturunkan. Kitab yang mengandung hidayah untuk kebaikan agama dan dunia mereka. Kitab yang menjelasakan kebenaran dengan sangat terang. Kitab yang menjadi furqan (pembeda) antara hak dan batil, petunjuk dan kesesatan, orang beruntung dan orang celaka.
Allah Swt berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (QS. Al-Baqarah: 185)
Menangis ketika membaca al-Qur’an
Kebiasaan para ulama terdahulu, mereka tidak membaca Al-Qur’an sebagaimana membaca sair, yaitu tanpa diresapi dan difahami. Mereka sangat terpengaruh dengan kalamullah dan hati mereka terenyuh. Dalam shahih al-Bukhari, dari Abdullah bin Mas’ud radliyallah ‘anhu berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bacakan untukku.” Aku menjawab, “Apa aku pantas membacakan Al-Qur’an kepada anda, sedangkan kepada andalah Al-Qur’an ini diturunkan?”. Beliau bersabda, “Sungguh aku senang mendengarkan Al-Qur’an dari selainku.” Dia berkata, “Aku membaca surah al-Nisa’ sehingga ketika aku sampai:
فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَى هَؤُلَاءِ شَهِيدًا
Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).” (QS. An-Nisa’: 41). Beliau bersabda: “cukup!”. Lalu beliau berbalik, tiba-tiba kedua matanya sudah basah.
Al-Baihaqi meriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallah ‘anhu berkata: ketika diturunkan
 أَفَمِنْ هَذَا الْحَدِيثِ تَعْجَبُونَ  وَتَضْحَكُونَ وَلَا تَبْكُونَ
Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini? Dan kamu mentertawakan dan tidak menangis?” (QS. An-Najm: 59-60) Ahlu shuffah menangis sehingga air mata mereka mengalir di pipi-pipi mereka. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendengar tangisan mereka, beliau menangis bersama mereka dan kamipun menangis karena tangisan beliau. Lalu beliau bersabda, “Tidak akan tersentuh api neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah.”
Ibnu Umar radliyallah ‘anhu pernah membaca surat al-Muthaffifin, ketika sampai:
يَوْمَ يَقُومُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
(yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam?” beliau menangis hingga pingsan, dan tidak kuasa melanjutkannya.
Dari Muzahim bin Zufar berkata: “sufyan ats-Tsauri shalat Maghrib bersama kami, ketika bacaan beliau sampai
 إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِين
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.” (QS. Al-Fatihah: 5) lalu beliau menangis hingga terputus bacaan beliau kemudian mengulanginya lagi dari al-hamdu.
Dari Ibrahim bin al-Asy’asy berkata, “Aku mendengar Fudhail pada satu malam berkata saat ia membaca surat Muhammad, dia dalam keadaan menangis dan bertambah tangisannya saat sampai pada ayat,
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ
 “Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” (QS. Muhammad: 31)
Beliau berkata, “dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” Dia mengulanginya dan “(ia berkata) Engkau memberi tahu tentang hal ihwal kami, jika Engkau membuka hal ihwal kami berarti Engkau memperlihatkan kesalahan-kesalahan kami dan menyingkap penutup-penutup kami. Jika Engkau menyatakan hal ihwal kami pastinya Engkau membinasakan kami dan menyiksa kami.” Dan beliau (Fudhail) menangis.”
Demikianlah generasi shalih kita terdahulu dalam memakmurkan Ramadhan dengan bacaan Al-Qur’an. Semoga kita pun bisa optimal dan semakin intens interaksi kita dengan al-Qur’an. Amin
Wallahua’lam bisshowab. Semoga bermanfaat!
TAMAT –

Berbagi dengan Admin Follow @referensimuslim atau @GozaliSudirjo

Silahkan tulis komentar Anda disini!

Your email address will not be published. Required fields are marked *