Makna Syetan Dibelenggu di Bulan Ramadhan

ReferensiMuslim.Com – “Jika masuk bulan Ramadhan, maka pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syaithan-syaithan dibelunggu.” (HR. al-Bukhari 4/112 dan Muslim 1079).
Pertanyaan:
Di dalam  hadits disebutkan bahwa pada bulan Ramadhan syaithan-syaithan pada di belunggu. Namun pada kenyataannya masih ada saja orang yang berpuasa melakukan kemaksiyatan. Mohon penjelasannya?
Jawaban:
Benar, syaithan-syaithan dibelunggu pada bulan Ramadhan. Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Jika masuk bulan Ramadhan, maka pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syaithan-syaithan dibelunggu.” (HR. al-Bukhari 4/112 dan Muslim 1079).
Dan di antara tanda-tanda yang kita saksikan bahwa syaithan itu dibelunggu atau dirantai di bulan Ramadhan adalah banyaknya pelaku kemaksiatan berhenti dari kemaksiatannya dan bertaubat kepada Allah Ta’ala secara berbondong-bondong. Namun, mengapa tidak semua pelaku kemaksiatan bertaubat? Mengapa hanya sebagian besarnya saja? Mengapa masih ada saja  yang melakukan perbuatan tercela di bulan Ramadhan?
Tidak semua syaithan di belenggu
Di antara jawabannya adalah lantaran syaithan yang dimaksudkan pada hadits shahih di atas adalah Al-Maradah. Yaitu syaithan yang amat membangkang. Artinya, tidak semua syaitan dibelunggu, yang dibelunggu hanyalah mereka yang paling keras permusuhannya kepada manusia.
Pemaknaan seperti ini sesuai dengan sabda Rasulullah Salallallahu ‘alaihi wasallam yang lain, Telah datang kepada kalian, bulan Ramadhan. Bulan penuh berkah, di mana Allah telah mewajibkan kepada kalian untuk berpuasa di dalamnya. Pada bulan itu pintu-pintu dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan syaithan-syaithan yang amat membangkang dibelunggu. Pada bulan itulah terdapat sebuah malam yang lebih utama bila dibandingkan dengan seribu bulan. Barangsiapa yang dijauhkan dari kebaikan bulan Ramadhan maka dia berarti telah dijauhkan dari semua bentuk kebaikan.” (HR. an-Nasai 4/129. Lihat dalam Shahih at-Targhib 1/490).
Dua makna syaithan dibelenggu
Dalam hadis di atas, pembelengguan setan (wa shufidat as-syayaathiin) secara bahasa berarti bahwa Allah swt mengikat mereka dengan tali atau rantai seperti halnya di dunia nyata. Itu maknanya secara hakiki. Namun pemaknaan secara hakiki itu belum tentu jadi alternatif satu-satunya. Yakni benar begitu adanya. Buktinya para ulama pun pada berbeda pendapat dalam memaknadi “shufidat as-syayaathiin” tersebut. Ada yang memaknainya secara hakiki: setan itu memang hakikatnya dibelenggu selama Ramadhan, tidak bisa menggoda manusia lagi. Dan ada pula yang menggunakan makna majaz : bukannya setan terbelenggu sepenuhnya secara hakiki, dia masih bebas berkeliaran, cuma tidak mempunyai kesempatan luas untuk menggoda manusia, pintu-pintu rahmat dan ampunan dibuka Allah seluas-luasnya.
Dan memang benar banyak sekali amal kebajikan yang dilakukan oleh umat Islam pada bulan Ramadhan. Bersedekah, menyantuni anak yatim, memberi berbuka pada orang yang berpuasa, shalat tarawih, shalat tahajud, kegiatan dzikir pun meningkat pesat. Sesuai dengan firman Allah “Sesungguhnya hambaku tidak ada kekuasaan bagimu (iblis) atas mereka, kecuali orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang sesat.” [QS. Al-Hijr:43] Dan pada ayat lain : “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, bila mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah swt, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” [QS. Al-A’raf:201]
Pekerjaan-pekerjaan inilah yang sebenarnya bisa juga dianggap membelenggu syetan sehingga tidak banyak kesempatan baginya menggoda orang-orang yang berpuasa. Hal mana sangat berbeda jauh dibanding dengan bulan-bulan selain Ramadhan. Itulah makna majaznya.
Memang, bisa jadi kemaksiatan masih ada, namun sangat berkurang drastis.
Wallahua’lam bisshowab. Semoga bermanfaat

Berbagi dengan Admin Follow @referensimuslim atau @GozaliSudirjo

Silahkan tulis komentar Anda disini!

Your email address will not be published. Required fields are marked *