ReferensiMsulim.com: Kita siap meraih pahalanya. Begitu asyik melantunkannya. Hanyut dalam kisah-kisahnya. Menderu rindu dengan janjinya. Merengkuh cahayanya. Dan yang lainnya masih banyak lagi yang bisa digapai disaat kita berlama-lama bersama al Quran.
Sebelum menjawab pertanyaan diatas, barangkali kita sering mendengar ungkapan berikut,
“Belum sempat, banyak kerjaan!”
“Gak ada waktu”
“Saya sangat sibuk”
“Usia saya sudah tua”
“Sudah banyak yang dipikirkan” dan ungkapan lainnya yang serupa.
Ya, barangkali kita pernah menyebutkan salah satunya. Ungkapan klise sebenarnya. Ungkapan pesimis, tanpa harapan apalagi cita-cita.
Kembali ke pertanyaan diatas, Apakah saya berbakat menjadi hafizhul quran? Jawabannya, ya! Insya Allah. Ya, sekali lagi kita teriakan dan tekadkan, Ya! Insya Allah! Bikin komitmen sebagai ikatan tekad. Bersungguh-sungguh dan insya Allah janji Allah adalah Maha Benar.
“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Ankabut: 69)
Nah untuk menunjukan kesungguhan yang telah kita tekadkan. Menjadi calon hafidzul quran dan kita semua insya Allah berhak dan layak sebagai hafizul quran. Kita siap menyambutnya. Kita senang dan cinta terhadap al Quran. Inilah pertanda bahwa kita sebentar lagi bisa meraihnya, insya Allah:
1. Siap berlama-lama membaca al Quran
Kita siap meraih pahalanya. Begitu asyik melantunkannya. Hanyut dalam kisah-kisahnya. Menderu rindu dengan janjinya. Merengkuh cahayanya. Dan yang lainnya masih banyak lagi yang bisa digapai disaat kita berlama-lama bersama al Quran.
2. Senang dan termotivasi setiap kali mendengar taujih al Quran
Kita senantiasa senang mendengar taujih al Quran, sebagaimana para jin begitu senang mendengar taujih robbani ini.
Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan, (QS. Jin: 1)
3. Senang mendengar bacaan al quran
Rasulullah begitu ingin mendengarkan ayat-ayat yang dilantunkan orang lain. Hal ini sebagaimana terungkap dalam hadits,
Dari Abdullah bin Masud ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda kepadaku: “Bacakan Al Quran kepadaku.” Aku bertanya: “Wahai Rasulullah, aku harus membacakan Al Quran kepada baginda, sedangkan kepada bagindalah Al Quran diturunkan?” Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya aku senang bila mendengarkan dari orang selainku.” Kemudian aku membaca surat An-Nisa’. Ketika sampai pada ayat yang berbunyi: “Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), jika Kami mendatangkan seorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (umatmu).” Aku angkat kepalaku atau secara mendadak ada seseorang berada di sampingku. Dan ketika aku angkat kepalaku, aku melihat beliau mencucurkan air mata. (Sahih Muslim No: 1332)
Imam Nawawi berkata “Ada beberapa hal yang dapat dipetik dari hadis ini, di antaranya: sunat hukumnya mendengarkan bacaan Al Quran, merenungi, dan menangis ketika mendengarnya, dan sunat hukumnya seseorang meminta kepada orang lain untuk membaca Al Quran agar dia mendengarkannya, dan cara ini lebih mantap untuk memahami dan mentadabburi Al Quran, dibandingkan dengan membaca sendiri.”
4. Menetapkan waktu wajib bersama al Quran
Kita terkadang lupa atau memang dilupakan?! Makan kita teratur, jam kerja apalagi. Jam istirahat tentu saja. Atau aktifitas lainnya, ya semua sudah ada agendanya. Namun, dalam aktifitas harian kita, apakah kita sudah menetapkan jam wajib bersama al Quran?! Ya kita tetapkan mulai detik ini jam wajib bersama al Quran.
5. Senang berteman dengan penghafal al Quran
Sangat populer buat kita ungkapan orang Arab, bila kita berteman dengan tukang pandai besi kita akan terkena hitam dan percikan besi tersebut. Dan bila berteman dengan tukang minyak wangi, kita pun ikut kecipratan wanginya. Apatah lagi, kita akan tentram, sejuk, tenang dan perasaan damai bila bergaul dengan para penghafal al Quran yang Allah ditinggikan derajatnnya.
6. Banyak ibadah supaya mendapatkan kemudahan menghafal al Quran
Diantara penyebab kenapa seseorang begitu sulit menghafal al Quran, bisa jadi karena ibadahnya bolong-bolong atau kurang. Karena semakin banyak ibadah seseorang, tentunya ia semakin dekat dengan Allah dan semakin dekat pula segala pertolongan-Nya.
7. Sangat iri (ghibthoh) dengan yang hafal al Quran
Pernahkan terbersit dalam jiwa kita perasaan ini terhadap para hafizhul Quran? bila jawabannya ya, yakinlah kita sebentar lagi menyusul dan menyertai mereka.
8. Banyak doa untuk menjadi hafidzul quran
Seorang mukmin hendaknya selalu berdo’a kepada Allah dimanapun dan kapanpun ia berada sebagaimana Allah berfirman:
“dan jika hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka seseungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan doa orang yang berdoa kepada-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 186)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Rabbmu itu Mahapemalu dan Mahamulia, malu dari hambaNya jika ia mengangkat kedua tangannya (memohon) kepada-Nya kemudian menariknya kembali dalam keadaan hampa kedua tangan-nya.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi, di-hasan-kan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar dan Al-Albani)
Ibarat anak kecil yang merengek meminta uang jajan pada orangtuanya, semakin merengek orang tua akhirnya mengabulkan permintaan anaknya. Apalagi kita memohon terus menerus, siang malam agar menjadi hafizhul quran, tentunya Allah Maha Luas Hamparan Karunia-Nya.
9. Senang dengan qiyamul lail yang panjang
Maha benar Firman Allah Swt,
“Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang dimalam hari.” (QS. Al Insan: 26)
“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. Dan katakanlah: ‘Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong.’” (QS. Al Isra’: 79-80)
“Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.” (QS. Al Muzzammil: 2-6)
10. Banyak menghatamkan al Quran
Disebutkan bahwa Imam Ahmad terkenal dengan hafalannya yang kuat. Kenapa demikian, karena ternyata selama hidupnya beliau telah mengkhatamkan al Quran sebanyak 7000 kali!!. Pertanyaan buat kita, apabila usia kita sekarang 40 tahun sudah berapa kali khatam. Kalau diambil minimalnya, satu bulan 1 kali berarti kita hanya sampai 40X12=480, ya hanya 480 kali!. Bagaimana bila bolong-bolong dalam satu bulan tidak sampai khatam?!
11. Berusaha tetap bersama al Quran meski sedang malas
Orang yang terbiasa membaca al Quran, ia akan tetap membaca al Quran meski sedang malas (futur). Ibarat olahragawan yang biasa rutin mengelilingi lapangan stadion sepuluh kali, disaat malas ia tetap berlari mengelilingi stadion meski tiga putaran saja. Artinya ia masih tetap melaksanakan, jangan sampai tidak sama sekali.
12. plus; JANGAN BANYAK ALASAN UNTUK TIDAK MEMBACA DAN MENGHAFAL AL QURAN
Alkisah, sosok mujahidah yang begitu kita kagumi, almarhumah ustadzah Yoyoh Yusroh, setiap hari mengkhatamkan al Quran sebanyak tiga kali! Padahal kita semua tahu, betapa sibuknya beliau, mulai mengurus ke-13 anak-anaknya, melayani suami, sebagai anggota dewan, mengisi majelis taklim, liqoat-liqoat dan lainnya. Kalau dibanding beliau sesibuk apapun kita belum ada apa-apanya.
Sekali lagi kita katakan, saya berbakat menjadi hafizhul quran. Allahu Akbar!
Wallahu’alambishawab. Semoga bermanfaat
Diadaptasi dari taujih Ustadz Abdul Aziz Abdul Rauf alHafizh dalam acara Mukhoyam Al Quran 25-28 Mei 2011
Note: kalau ada yang kurang pas mohon dikoreksi, jazaakallahukhairankatsiraa