Risalah Moral

Rasulullah adalah penegak dan pembawa risalah moral, bukan hanya untuk orang Arab, namun buat seluruh umat manusia…

Makkah diterangi cahaya putih!, istana Persia runtuh!, api biara Majusi di kota Roma padam!, nabi akhir zaman terlahir!. Kelahiran sang pembawa misi suci (risalah) mengguncang dunia!. Isyarat itu semakin mengukuhkan beliau kelak sebagai pemimpin peradaban. Nabi Muhammad SAW lahir ditengah kultur masyarakat jahilyah. Mereka bangga kebejatan, pesta khomr tiap malam, perjudian marak, wanita bak jajanan kaki lima, bahkan anak dan ibu atau ayah dan putrinya ibarat suami isteri. Tak ada tabir maupun sekat. Hukum rimba dipuja-puja. Sebenarnya istilah apa yang pantas buat mereka. Tiada terlukis dengan kata-kata.
Sejarah mencatat, kegemilangan peradaban Islam di kota Andalus saat itu. Suatu hari pihak musuh mengirim seorang intelejen. Dia dengan seksama mengamati kehidupan masyarakat Andalus hingga akhirnya kagum –bahkan sebagai parameter—terhadap seorang pemuda yang nangis bila anak panahnya meleset dari sasaran walau hanya satu buah! Si intel melapor, wahai raja kita jangan dulu menyerang, mereka amat tangguh. Hari berpacu dengan waktu, si intelpun tetap sabar dengan pekerjaannya. Ia bersorak! pasalnya ia menemukan seorang pemuda tadi menangis cuma ditinggal seorang wanita!. Iapun kembali lapor. Wahai raja, saatnya kita serang, mereka telah lemah!

Imperium Inggris begitu ciut dan tak berdaya hadapi China kala itu. Betapa tidak China dengan penduduk terbesar dunia memiliki lapis-lapis generasi yang amat kuat. Dibuatnya strategi licik, adakan kerjasama dagang sebagai kedok. Mereka pasarkan candu (opium) dikalangan China dengan harga murah bahkan cuma-cuma. Strategi mereka berhasil!. Warga China sekarat, menggelepar mencari candu. Sengaja candu ditarik dari peredaran. Akhirnya cuma dengan segelintir serdadu, Inggris bisa lumpuhkan lautan tentara China yang linglung sempoyongan. Sungguh cerdik, licik dan busuk siasat itu!.

Seorang Ibnu Khaldun, pakar sejarah Islam pernah berkata dalam karya besarnya, Muqadimah Ibnu Khaldun : “Ajarkanlah sejarah peradaban pada anak-anak agar tidak terjadi keterpurukan dan keterputusan generasi”. Bukan hanya anak-anak, bahkan Negara!. Lebih jauh lagi, analisa sejarah mutlak dilakukan. Tiga penggal realitas sejarah diatas patut kita renungi.

Adalah moral denyut nadi peradaban. Napak tilas sejarah kemanusiaan di jagat raya sebagai bukti yang tak terelakan. Ditengah komunitas barbar muncul seorang mulia, pembawa risalah moral. Secara menakjubkan dia sukses mendongkrak paradigma jahiliyah. Hingga suatu saat beliau pernah bersabda : “Sungguh aku diutus demi mengemban risalah moral”. Dengan peradaban moral bangsa Arab dan Islam saat itu jadi kiblat dunia. Sebaliknya, daratan Eropa gelap, kumuh dan nyaris tak terdengar.

Andalus sang bangsa Adidaya kala itu runtuh total. Generasi muda suka hura-hura dan main wanita adalah penyebab utama. Kedigjayaan China yang pilih tanding hancur berkeping-keping. Candu yang ditebar musuh tak pelak adalah nuklir pembunuh masal!. Indonesia –dengan ‘bangga’– lima besar dunia terkorup bahkan rangking pertama kejahatan aborsi dirongrong yel-yel tanpa nurani, memekik: “Kebebasan Berekpresi!!” padahal dari bocah SD hingga SMU bahkan mahasiswa yang nota bene penerus bangsa dikepung VAM (Virus Anti Moral). Setiap detik ‘hidangan’ porno mereka santap!. Imunitas mereka lumpuh digerogoti VAM! Mereka kehilangan nyali bahkan jati diri! Sungguh tragis generasi ini. Semoga risalah moral yang diajarkan Rasulullah SAW bisa kita teladani, hingga bangsa ini ditaburi para pejuang moral! Tentunya mereka akan menoreh sejarah peradaban, bukan pecundang yang kehilangan warna malu.

Silahkan tulis komentar Anda disini!

Your email address will not be published. Required fields are marked *