Film garapan Sutradara Hanung Bramantyo ini syarat pelajaran sejarah. Sebuah film yang patut kita saksikan sebagai inspirasi dan motivasi sekaligus pencerahan. Ya demikian judul film ini “Sang Pencerah”.
Film ini diawali dengan cerita di Jogjakarta tahun 1867-1912 yaitu seorang pemuda belia 21 tahun bernama Darwis (berganti nama jadi Ahmad Dahlan) yang gelisah dengan keadaan masyarakat sekitar yang telah jauh dari rule agama yang semestinya. Terlebih secara keilmuan dan pemahan keagamaan yang ia peroleh dari -bisa dikatakan- dari sumbernya (manbanya), kota suci mekah.
Sepulang dari kota suci Mekah, perlahan namun pasti, pemuda Dahlan berdakwah membenahi masyarakat saat ini. Ia awali dengan memperbaiki arah kiblat masjid yang sangat berpengaruh, yaitu Masjid Besar Kauman. Terang saja Kyai Panghulu Kamaludiningrat yang telah cukup lama mempertahankan tradisi di mesjid ini kebakaran jenggot. Hingga akhirnya berbuah kemarahan sebagaian masyarakat dengan menghancurkan langgar (mushola) Dahlan.
Selain itu diceritakn dalam film ini, bahwa pemuda Dahlan menerapakna pendidikan yang dianggap saat itu adalah hal yang aneh bahkan disangka ajaran seset, gara-gara anak-anak sekolah menggunkan kursi dan meja seperti sekolah-sekolah modern Belanda saat itu. Selain itu dahlan juga di tuduh sesat dan kejawen karena menjalin hubungan instens dengan Budi Utomo. Hingga Akhirnya ujian demi ujian yang menimpa tidak menyurutkan semangat, tekad dan patriotisme pemuda Dahlan.
Selanjutnya, film ini menceritakan semangat dan perjuangan pemuda Dahlan yang ingin perubahan. Ditemani isteri tercinta, Siti Walidah disertai kelima muridnya yang setia; Sudja, Sangidu, Fahrudin, Hisyam dan Dirjo. Perjuangan demi perjuangan yang dilakukan menjadi cikal bakal berdirinya ormas Muhamadiyah, yang konsen kepada dakwan dan pendidikan.
Film yang katanya menghabiskan Rp. 12 Milyar ini, sejatinya merupakan sebuah pelajaran sejarah yang amat berharga. Segenap penggiat pendidikan dan pembinaan masyarakat, rasanya sangat sayang untuk melewatkan film yang satu ini. Telebih sutradara yang bukan kali ini saja menggarap film bernausa religi seperti ini. Sebut saja misalnya, sebelumnya ia pernah menggarap film “Ayat-ayat Cinta” dan “Perempuan Berkalung Sorban”.
Seorang pakar sejarah dan pendidikan, Ibnu Khaldun pernah menulis dalam bukunya yang monumental “Muqodimah Ibnu Khaldun”: “Ajarkan sejarah kepada anak-anak didik kita, agar tidak terjadi keterputusan sejarah!”.
Semoga kita menjadi orang-orang yang selalu terinpirasi dan meneladani sejarah-sejarah emas seperti ini.
Judul Film: Sang Pencerah
Sutradara: Hanung Bramantyo
Tayang di bioskop: mulai 9 September 2010
Para Pemain:
Ahmad Dahlan kecil (Ihsan Taroreh)
Ahmad Dahlan Muda (Lukman Sardi)
Istrinya Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca)
Lima Murid Ahmad Dahlan:
Sudja Giring Nidji)
Sangidu (Ricky Perdana)
Fahrudin (Mario Irwinsyah)
Hisyam (Dennis Adishwara)
Dirjo (Abdurrahman Arif)
Kyai Penghulu Kamaludiningrat (Slamet Raharjo) kyia Mesjid Besar Kauman
Kyai Abu Bakar (Ikranegara)
Didukung artis lainnya