Anda Bermimpi Buruk, Ini Tipsnya!

referensimuslim.com – Dalam keseharian, kita tentunya pernah mengalami mimpi buruk. Entah karena kecapaian karena sibuk bekerja di siang harinya, atau karena sebelum tidur lupa membaca doa.

Nah, posting kali ini sengaja kami kupas seputar mimpi buruk dari kitab turats, “Zaadul Ma’ad” karya Ibnul Qayim. Setidaknya ada beberapa hal yang penting kita perhatikan mengenai mimpi ini.

Pertama, Mimpi buruk pasti dari syaithan
Yakinlah, mimpi buruk dari syaithan. Adalah hadits Rasulullah Saw menyebutkan,
الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ مِنَ اللَّهِ وَالرُّؤْيَا السَّوْءُ مِنَ الشَّيْطَانِ فَمَنْ رَأَى رُؤْيَا فَكَرِهَ مِنْهَا شَيْئًا فَلْيَنْفِثْ عَنْ يَسَارِهِ وَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ لاَ تَضُرُّهُ وَلاَ يُخْبِرْ بِهَا أَحَدًا فَإِنْ رَأَى رُؤْيَا حَسَنَةً فَلْيُبْشِرْ وَلاَ يُخْبِرْ إِلاَّ مَنْ يُحِبُّ
“Mimpi yang baik adalah dari Allah, adapun mimpi yang buruk dari syaithan, barang siapa bermimpi (buruk) yang dibencinya, maka palingkanlah wajahnya kesebelah kiri, berlindung kepada Allah dari gangguan syaithan, maka tidak akan memadaratkannya, janganlah memberitahu kepada siapapun. Dan apabila bermimpi yang baik maka bergembiralah dan janganlah memberitahu kepada siapa pun kecuali orang yang menyukainya.”(HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Majah)

Kedua, palingkan muka ke kiri dan shalatlah
Rasulullah juga mengajarkan kepada kita pada saat kita melihat sesuatu yang dibenci maka palingkanlah muka kita, kemudian shalatlah. (HR. Muslim)

Ketiga, lima anjuran Rasulullah Saw
Bahkan Rasulullah Saw menyebutkan lima hal yang mesti kita lakukan pada saat melihat hal yang kita benci. Pertama, memalingkan pandangan kesebelah kiri. Kedua, mengucapkan ta’awudz (audzubillahi minasyaithan), berlindung dari godaan syaithan. Ketiga, tidak memberitahu siapa pun. Keempat, berpindah tempat kesebelahnya dan yang kelima melakukan shalat. (HR. Imam Ahmad)

Keempat, tidak menyampaikan takwil mimpi kepada orang lain
Dalam hadits lain disebutkan,
“Seseorang bermimpi terbang, namun ia tidak mentabir (menafsirkan) mimpinya, apabila menafsirkannya, ia akan terperosok. Dan janganlah menjelaskan perihal mimpi seseorang kepada orang lain, kecuali pada orang yang bermimpi tersebut.”(HR. Imam Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Katakanlah kepada orang yang bermimpi, “mimpi Anda adalah kebaikan”, baru setelah itu menjelaskan perihal mimpinya.

Demikian, semoga bermanfaat.

Silahkan tulis komentar Anda disini!

Your email address will not be published. Required fields are marked *