referensimuslim.com – Sesungguhnya yang paling utama dari kewajiban orangtua adalah menjadikan mereka merasakan akan kasih sayang, kehangatan dan cinta dari kedua orang tuanya. Agar mereka tumbuh dengan jiwa yang baik, hati yang dipenuhi kepercayaan, jiwa yang bersih, dan pemikiran yang selalu optimis.
Kasih sayang adalah Akhlaq Islami yang orisinil. Ia adalah akhlak dan sifat Rasulullah yang paling menonjol dan paling agung.
Sebagaimana diceritakan Anas Radhiyallahu’Anhu. Ia menceritakan,
مَا رَأَيْتُ أَحَدًا كَانَ أَرْحَمَ بِالْعِيَالِ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ -صلى الله عليه وسلم-، كَانَ إِبْرَاهِيْمُ مُسْتَرْضَعًا فِيْ عَوَالِيْ الْمَدِيْنَةِ، وَكَانَ يَنْطَلِقُ وَنَحْنُ مَعَهُ، فَيَدْخُلُ الْبَيْتَ، فَيَأخُذُهُ فَيُقَبُّلُهُ، ثُمَّ يَرْجِعُ.
“Tidak pernah aku melihat seorang pun yang lebih penyayang kepada keluarganya dari Rasulullah SAW. Anas berkata: Ibrahim waktu itu disusukan di kampung Awali di Madinah, maka beliau pergi dan kami bersamanya, beliau pun masuk ke rumah tersebut lalu mengambilnya dan menciumnya, setelah itu beliau pulang.” (HR. Muslim)
Kasih sayang Rasulullah Saw amatlah luas. Tak terkecuali terhadap tunas–tunas muslim yang baru mekar. Ketabahannya yang teduh tercurah kepada anak-anak kecil yang masih bermain. Beliau melimpahkan kelembutan dan kasih sayangnya kepada mereka. Hal ini sebagaimana diriwayatkan Anas bin Malik radhiyallahu’Anhu, bahwasannya Nabi SAW setiap kali melewati anak-anak kecil yang sedang bermain, beliau menyapa dan mengucapkan salam kepada mereka.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)
Diantara sabda beliau nan abadi tentang pendidikan ini adalah,
مَنْ لَمْ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا، وَيَعْرِفْ حَقَّ كَبِيرِنَا
“Bukanlah dari golonganku orang yang tidak menyayangi yang kecil, dan mengetahui hak orang yang sudah besar”. (HR. Ahmad dan Al Hakim)
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan, bahwasannya Nabi SAW mencium Hasan bin Ali, maka berkata Al A’qra’ bin Habis: sesungguhnya aku mempunyai sepuluh orang anak, seorang pun belum pernah aku cium. Kemudian Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ لَا يُرْحَمْ لَا يُرْحَمْ
“Barangsiapa tidak menyayangi maka dia tidak akan disayangi”. (Muttafaq ‘Alaih)
Sungguh Rasululullah adalah Sang Murobi agung. Ia senantiasa berusaha untuk mencetak pribadi-pribadi yang mengalirkan sumber kasih sayang. Menyibak belantara sunyi dengan kasih dan cinta. Karenanya nuansa cinta menjadi karakter spesial seorang manusia.
Suatu hari datang kepada beliau seorang Arab Badui. Lalu beliau bersabda: “Pernahkah kamu mencium anakmu? Untuk apa kami mencium mereka. Kemudian Nabi SAW bersabda:
أَوْ أَمْلِكُ لَكَ أَنْ نَزَعَ اللهُ مِنْ قَلْبِكَ الرَّحْمَةَ
“Maukah kamu kalau Allah cabut kasih sayang dari hatimu?” (HR. Bukhari)
Adalah Sayyidah Aisyah, Ummul Mukminin meriwayatkan,
أَنَّ فَاطِمَةَ كَانَتْ إِذَا دَخَلَتْ على النَّبِيِ قَامَ إِلَيْهَا فَرَحَبَ بِهَا وَقَبَّلَهَا وَأَجْلَسَهَا فِيْ مَجْلِسِهِ وَكَانَ إِذَا دَخَلَ عَلَيْهَا قَامَتْ إِلَيْهِ فَأَخَذَتْ بِيَدِهِ فَرَحَبَتْ وَقَبَلَتْهُ وَأَجْلَسَتْهُ فِيْ مَجْلِسِهَا فَدَخَلَتْ عَلَيْهِ فِيْ مَرْضِهِ الّْذِيْ تُوَفِّيَ فَيْهِ فَرَحَبَ بِهَا وَقَبَّلَهَا
“Sesungguhnya Fatimah apabila masuk menemui Nabi SAW, Rasul berdiri, lalu menyambutnya, mencium dan mendudukannya ditempat duduk beliau. Begitupun kalau Rasul datang kepada Fatimah, ia berdiri, lalu menyambut, mencium dan menyuruh Rasul duduk di tempat duduk Fatimah. Dan sungguh saat Fatimah menemui Rasulullah ketika sakit yang membawanya kepada kematian, Rasul tetap menyambut dan menciumnya.” (HR. Bukhari)
Sesungguhnya seorang muslim yang benar ketika berhadapan dengan petunjuk Nabi yang sangat luhur ini tidak mungkin bersikap keras kepada anak-anaknya. Orang tua tidak kaku berinteraksi dengan mereka. Tidak kasar saat berbicara dengan mereka. Meski karakter orang tua tersebut kaku dan kasar. Demikianlah agama ini mengajarkan dan memberikan cahaya, sehingga mengalirlah kelembutan hati, sumber kasih sayang dan kekuatan cinta. Sebagaimana ungkapan seorang penyair, ternyata anak adalah buah hati yang berjalan di muka bumi.
Sesungguhnya anak-anak diantara kita
Adalah buah hati yang berjalan diatas bumi
Jika angin menerpa mereka
Membuat mata tidak bisa terpejam
Orang tualah sumber kelembutan, tempat tumpah ruahnya kasih sayang, dan pemberi perlindungan. Orang tua adalah sosok penuh pengorbanan, tempat memberi ketenangan dan kehangatan.
(Sumber: Pribadi Muslim, karya Dr. Muhammad Ali al Hasyimi)