Fiqih Emosi dan Solusinya


referensimuslim.com – Diantara keluarga kita, ada yang cepat MARAH, ada sekali-kali marah, ada juga yang sulit marah alias penyabar. MARAH bisa terjadi bagi siapa saja, baik marahnya dibenarkan maupun tidak. Seseorang bisa marah disebabkan salah faham, karena harga diri, dan ada juga karena salah satu keluarga terusik.
Kemarahan adalah ketegangan jiwa yang muncul akibat penolakan terhadap apa yang tidak diinginkan, atau bersikukuh dengan pendapat tertentu tanpa melihat kesalahan atau kebenarannya.
Kaidah/standar yg Anda pegang dlm kehidupan telah dirusak oleh Anda atau orang lain.
Ayat Marah
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Dan orang-orang yang bisa menahan amarahnya, serta memaafkan sesama. Dan Allah mencintai orang-orang yg berbuat baik.” Ali-Imran: 134
Hadits Marah
عن أبي هريرةَ – رضي الله عنه – أنّ رسولَ الله – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: «لَيْسَ الشَّدِيدُ بالصُّرَعَةِ، إنَّمَا الشَدِيدُ الَّذِي يَملكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الغَضَبِ» . مُتَّفَقٌ عَلَيهِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Saw bersabda, “Bukanlah orang yg hebat para pegulat, tapi orang hebat yg bisa mengendalikan emosinya ketika marah.” (H.r. Bukhari Muslim)
Kajian Psikologis dan Medis
Secara psikologis dan medis, kemarahan merupakan suatu sikap emosional yang berdampak negatif pada jantung. Saat marah, terjadi perubahan fisiologis seperti meningkatnya hormon adrenalin yang akan memengaruhi kecepatan detak jantung dan menambah penggunaan oksigen. Kemarahan akan memaksa jantung memompakan darah lebih banyak sehinga bisa mengakibatkan tingginya tekanan darah. Akibatnya bisa fatal bila pemarah tersebut memiliki penyakit darah tinggi atau jantung.
Hasil penelitian modern menyimpulkan bahwa kemarahan berulang-ulang bisa memperpendek umur karena diserang berbagai penyakit kejiwaan dan penyakit jasmani. Di sini letak urgensinya larangan marah. Ketika seorang laki-laki datang kepada Rasul Shalallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Berilah aku nasihat.” Rasul bersabda, “Jangan marah.” Lelaki itu mengulangi permintaannya beberapa kali, tetapi beliau tetap menjawab, “Jangan marah.” (HR Al Bukhari).
Dampak kemarahan akan semakin parah saat dalam keadaan berdiri, karena semua urat dan otot mengencang sehingga meningkatkan jumlah hormon adrenalin. Keadaan seperti ini bisa mengakibatkan penyakit kanker. Berbeda kalau dia duduk, maka adrenalin akan menurun.
Dan, apabila mengingat Allah lalu berlindung kepada-Nya dari kejahatan setan maka akan menghasilkan ketenteraman hati secara signifikan. “Bila salah seorang dari kamu marah dalam keadan berdiri hendalah duduk, bila kemarahan masih belum hilang hendaklah ia berbaring.” (HR Ahmad).
Dalam ilmu jiwa, akar dari emosi adalah ketidakpuasan terhadap sesuatu. Saat berlindung kepada Allah dari setan berarti dia mengakui bahwa emosi adalah perbuatan setan, dan emosi bisa dihalau dengan cara meyakini bahwa kebaikan dan keburukan semua datang dari Allah dan dia harus selalu rida dengan ketentuan-Nya.
Saat Rasul Shalallahu ‘alaihi wa sallam melihat seorang sedang marah besar beliau bersabda, “Aku akan ajarkan kalimat-kalimat kalau dia membacanya akan hilang kemarahannya. Kalau dia mengucapkan A’udzubillahi min as syaithoni ar rajiim pasti akan hilang amarahnya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Tips Rasulullah atasi marah
Ucapkan ta’awudz
Hendaklah duduk jika berdiri
Hendaklah berbaring jika duduk
Berwudhu
وقال عمر بن عبد العزيز: قد أَفْلح مَنْ عُصِم من الهوى، والغضب، والطمع
Umar bin Abdul Aziz mengatakan, “Sungguh beruntung yg bisa menjaga emosi, menahan marah dan tdk rakus.”
Hikmah
Harus mengetahui bahwa Anda mungkin salah memahami sikap seseorang,
mungkin orang itu tidak memahami apa yg lebih penting bagi Anda,
Ajukan pertanyaan, “apa yg dapat saya pelajari dari kasus/peristiwa ini?”
Demikian, semoga bermanfaat!

Berbagi dengan Admin Follow @referensimuslim atau @GozaliSudirjo

Silahkan tulis komentar Anda disini!

Your email address will not be published. Required fields are marked *