Apakah Sah Sholat Tidak Fokus dan Banyak Memikirkan Hal Lain??

referensimuslim.com Bila kita waktu solat terkadang pikiran kita suka tidak fokus, banyak memikirkan hal lain. Bila seperti itu apakah solat tersebut sah dan dapat diterima? Dan apabila kita solat kesiangan akibat ketiduran apakah boleh kita melaksanakan solat tersebut walau sudah lewat waktunya?

Pertanyaan:
Assalamualaikum ustadz Afwan mengganggu Ini ada pertanyaan dari peserta kajian online semalam, karena sudah malam jadi tidak sempat bertanya.
⁠⁠⁠⁠Bila kita waktu solat terkadang pikiran kita suka tidak fokus, banyak memikirkan hal lain. Bila seperti itu apakah solat tsb sah dan dapat diterima? Dan apabila kita solat kesiangan akibat ketiduran apakah boleh kita melaksanakan solat tsb walau sudah lwt waktunya. Soalnya waktu itu saya sempat membaca ada sebuah kisah yg menceritakan kejadian tsb dialami oleh Nabi Muhammad dan beliau langsung menunaikan ibadah solat walau sudah lwt waktunya. Sumbernya dari website. Maaf klo ada kesalahan. Maksud ingin mengklarifikasi pernyataan tsb ustad
Jawaban:
Assalaamu’alaikum Warahmatullaihi Wabarokatuh
Segala puja dan syukur kepada Allah Swt dan shalawat salam untuk RasulNya.
Shalat dianggap sah secara hukum apabila telah terpenuhi syarat dan rukunnya. Namun ada hal diluar hukum yang tidak kalah penting, yaitu sifat khusu’. Khusu’ lebih kepada keadaan mental. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam al-Ghazali, bahwa khusu’ meliputi enam hal, yaitu kehadiran hati, mengerti antara yang dibaca dan yang diperbuat, mengagungkan Allah Swt, merasa gentar terhadap Allah Swt, merasa penuh harap kepada Allah Swt, dan merasa malu terhadapNya. Seorang hamba mampu menghadirkan semua perasaan itu secara penuh ketika sedang shalat. Orang yang mampu melakukan shalat dengan khusu’ seperti inilah yang Allah janjikan dengan keberuntungan, sebagaimana dalam al-Quran:
قد أفلح المؤمنون الذين هم في صلاتهم خاشعون
Beruntunglah orang-orang berimana, yaitu mereka yang khusu’ dalam shalatnya. (QS. Al Mukminun: 1-2)
Memang setiap orang punya tingkatan / kwalitas yang berbeda-beda dalam hal khusu’ ini. Ada yang sampai pada tingkatan mampu khusu’ dalam semua waktu shalatnya sehingga ia tidak ‘sadar’ dengan apa yang terjadi diluar shalat. Dan ada tingkatan dimana seseorang mampu khusu’ dalam sebagian besarnya, dan begitu seterusnya.
Namun bukan berarti orang yang ingat sesuatu ketika shalat, atau terlintas satu pikiran, tidak dianggap khusu’ sama sekali. Selama lintasan-lintasan pikiran itu tidak sampai merusak konsentrasi, atau bahkan membuat lalai, maka ia tetap masih dikatagorikan sebagai orang yang khusu’ sesuai dengan tingkatannya.
Oleh karenanya, lintasan-lintasan yang datang ketika sedang shalat, secara hukum tidak membuat shalat itu batal, namun apabila lintasan itu sampai mengganggu kekhusu’an, tentu hal itu mengurangi nilai/kwalitas shalat.
Sikap yang diambil adalah ketika seseorang sedang shalat dan tanpa disadari datang pikiran-pikiran diluar shalat, maka hendaklah segera untuk kembali kepada posisi semula sebagai orang yang sedang bermunajat kepada Allah Swt. jangan sampai lintasan itu membuat lalai, sehingga masuk dalam katagori orang-orang yang celaka, naudzubillah.
أريت الذين يكذب بالدين فذلك الذي يدع اليتيم ولا يحض على طعام المسكين فويل للمصلين الذين هم عن صلاتهم ساهون الذين هم يراءون ويمنعون الماعون
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin. Maka celakalah orang yang sholat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap sholatnya, yang berbuat ria dan enggan (memberikan) bantuan. (QS. al Ma’un: 1-7)
Adapun sholat ketinggalan karena lupa (ketiduran, dll) maka sholatlah ketika ingat. Seperti disebutkan dalam beberapa haditsberikut,
فإذا نسي أحدكم صلاة أو نام عنها فليصلها إذا ذكرها
Jika diantara kalian lupa sholat atau ketiduran, maka sholatlah ketika ingat. (HR. Tirmidzi dan An Nasai)
من نسي صلاة فليصلها إذا ذكرها لا كفارة لها إلا ذلك
Jika lupa sholat, maka sholatlah ketika ingat, tidak ada kifarat selain itu. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan yang saudara tanyanya diatas yaitu hadits riwayat Imam Ahmad, pernah Rasulullah kesiangan sholat shubuh, dan beliau sholat berjamaah shubuh bersama shahabat meski sudah terbit matahari.
Wallahu a’lam Bisshowab.
Wassalam.

Berbagi dengan Admin Follow @referensimuslim

5 Comments

  1. Assalamualaikum psk ustad mengapa ibadah kt sep. Sholat dan baca Alquran tdk mencerminkan prilaku kt ( adanya komen dr irg terdeka)

Leave a Reply to cikini florist Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *