Kisah Ayah Teladan Di Era Milenial Yang Diceritakan AlQuran

referensmuslim.com

referensimuslim.com – Pendidikan keluarga di era milenial berbasis Al-Quran dan As-Sunnah adalah rujukan utama bagi kita umat Islam. Di dalam Al Quran terekam dialog kisah teladan ayah dengan anaknya sebanyak 14-16 kali, sedangkan dialog ibu dan anaknya hanya 2 kali. Ternyata dialog antara ayah dengan anaknya jauh lebih banyak dan lebih dominan ketimbang dialog antara ibu dengan anaknya. Hitunglah, 14 atau 16 dibanding 2. Ini artinya, proses pendidikan anak dalam keluarga yang di dalamnya terdapat internalisasi nilai-nilai dan pengetahuan, porsinya harus banyak dilakukan oleh sang ayah.

Mahasiswi bernama Sarah binti Halil berhasil menulis hal ini untuk gelar magister di Fakultas Pendidikan, Universitas Ummul Quro Makkah. Dengan judul tulisan ilmiahnya adalah: “Dialog Orang tua dengan Anak dalam al-Qur’an al-Karim dan Aplikasi Pendidikannya.” KLIK NASKAH ASLI (Bahasa Arab)
Tentunya, kisah ayah teladan di era milenial yang diceritakan AlQuran tentang dialog ayah dengan anak bukan kebetulan, karena al-Quran itu sebagai petunjuk (hudan), ia memberikan pesan kuat bahwa pendidikan anak yang Islami berpusat pada sang ayah. Kajian ini menegaskan bahwa orang tua, terutama ayah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap pendidikan dan karakter anak. Bukan ibu atau guru, apalagi pembantu.

Namun juga, bukan berarti peran ibu tidak penting. Dialog ibu dengan anaknya sangat penting, apalagi banyak tradisi yang tidak bisa dipungkiri bahwa intensitas pengasuhan ibu kepada anak jauh lebih dominan ketimbang ayah. Artinya lebih kepada berbagi peran antara ibu, guru atau asisten rumah tangga, tetapi tanggung jawab pendidikan anak tak bisa dibagi apalagi dialihkan. Tanggung jawab tetap pada sang ayah teladan. Referensi lengkapnya KLIK DISINI

Mari kita perhatikan, bagaimana para Nabi dan tokoh peradaban mendunia yang lahir berkat peran para Ayah, berikut beberapa kisah Ayah teladan di era milenial yang diceritakan alQuran:

DOWNLOAD JUGA : 16 Contoh Dialog Anak dan Ayah dalam AlQuran 

Nabi Adam ‘Alaihissalaam
Ayah bijak yang tak henti-hentinya mendampingi kenakalan dan perseteruan anaknya Qabil dan Habil yang sedang berebut Iklima. Meskipun harus berujung pertumpahan darah, namun Ayah Adam tak bosan-bosan membimbingnya dengan bimbingan langsung dari Allah. (Al-A’raf, 4/267)

Nabi Nuh ‘Alaihissalaam
Bahkan Bapak Nuh sendiri yang menyeru dan menghadapi keangkuhan dan arogansi putranya, yang tidak mau bersamanya menaiki perahu Nabi Nuh:

وَهِيَ تَجْرِي بِهِمْ فِي مَوْجٍ كَالْجِبَالِ وَنَادَىٰ نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَبْ مَعَنَا وَلَا تَكُنْ مَعَ الْكَافِرِينَ

“Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir”. (QS Hud, 11/42). Lihat juga (QS Hud, 11/24-34)

Lukman Al Hakim
Seorang ayah yang namanya diabadikan Allah dalam Al Quran menjadi nama salah satu surat. Bahkan di dalam surat tersebut banyak tips bagaimana Lukman mengajarkan pada kita seharusnya mendidik anak. Berkaitan dengan akidah, syariah maupun akhlak. Tak ketinggalan, bagaimana kisah Lukmanul Hakim mendidik anaknya tentang bersyukur, menegakkan ibadah terutama salat, tentang adab pergaulan baik, tidak sombong kepada orang tua maupun sesama, dan tentang kesederhanaan. (QS Luqman, 31/12-19).

Nabi Ismail dan Nabi Ishaq ‘Alaihimassalaam
Keduanya menjadi manusia terpilih. Menjadi nabi dan rasul. Penerus risalah Allah menyebarkan kebaikan dan kebenaran di penjuru dunia. Karakter cerdas, salih, dan takwanya dibentuk oleh ayahnya, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.

Kesalihan Ismail diabadikan dalam Al Quran: “Maka ketika anak itu sampai (pada umur balig) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata: “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar”. (QS Ashofat, 37/102).

Nabi Yusuf ‘Alaihissalaam
Penguasa Mesir nan elok rupa dan perangainya. Pemimpin yang berhasil mendampingi rakyatnya melewati musim paceklik berkepanjangan dan membawa bangsanya menikmati kesejahteraan, pribadi dan karakternya yang pemaaf tidak pendendam, tak lepas dari bentukan Nabi Ya’qub ‘alaihissalam.  (QS Yusuf, 12/4-5, 12/99-100)

Nabi Ibrahim dan Nabi Ya’qub ‘Alaihimassalaam
Quran berkisah: “Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Ya’qub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, ”Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, yaitu Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya”. (QS Al-Baqoroh, 2/132-133).

Tonton Videonya : Kesuksesan Nabi Ibrahim dalam Pendidikan Anak 

Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wasallam
Walaupun terlahir dalam keadaan yatim tanpa ayah, teladan kemandirian dan kehebatannya pun diajarkan oleh kaum lelaki pengganti ayahnya. Kakeknya Abdul Muthallib dan pamannya Abu Thalib adalah ‘ayah dan guru’ hebat bagi baginda Rasulullah saw.

Kisah ayah teladan dalam AlQuran di era milenial ini, menyiratkan pesan bahwa ayah menjadi teladan pemimpin sekaligus penanggung jawab utama pendidikan anak. Quran memberi teladan bahwa yang harus berbicara tauhid kepada anak adalah Ayah teladan Ya’qub bukan Ibu Ya’qub, yang mendidik akidah dan akhlak adalah Ayah teladan Lukman bukan Ibu Lukman, dan yang mengajarkan semangat kepatuhan kepada Allah adalah Ayah teladan Ibrahim bukan Ibu Siti Hajar.

Dan jangan lupa kalau pun anak-anak harus terlibat dalam pertengkaran yang serius, yang harus melerai dan menghakimi perkelahian anak-anak adalah Ayah teladan, yaitu Nabi Adam bukan Ibu Hawa. Demikianlah kisah Ayah teladan dalam AlQuran yang tetap relevan untuk menjadi panduan ayah-ayah teladan di era milenial ini.

Baca Artikel Lainnya: Peran Ayah dalam Pendidikan Karakter

Berbagi dengan Admin Follow IG@referensimuslim

Silahkan tulis komentar Anda disini!

Your email address will not be published. Required fields are marked *