referensimuslim.com – Kemarin, kami bertemu dengan orang tua murid yang berdomisili di Qatar, konsultasi terkait kegalauan putranya yang sekarang naik kelas 9 SMPIT As-Syifa ingin melanjutkan SMA nya di sekolah umum, bukan Boarding School. Kami ngobrol lumayan lama, terkait kondisi-kondisi ril di lapangan, plus-minus sekolah bukan di Pesantrena, dan pertimbangan lainnya.
Alhamdulillah, kami menemukan Inspirasi Pola Sekolah berdasarkan Pengalaman Orang Tua Murid Assyifa, pengalaman adalah guru terbaik untuk kita semua. Kami kutipkan pengalaman Ibu Lulu Zuhriana (tentunya kami sudah minta izin, dan sudah diizinkan), insya Allah sangat menginspirasi! Intinya, setiap keluarga punya konsep pola pendidikan yang diterapkan, bisa jadi tidak sama dengan Anda.
Baca Tulisan sebelumnya: Testimoni Awal Perjuangan Afina Santri Asal Jepang di Asyyifa Boarding School
Diantara komentar di laman FB nya;
Ridha Muslimah Sacha: “Barokallah Bu Lulu Zuhriana. Alhamdulillah… Semangat terus buat Kak Kay dan Mas Aqil. Suasana sekolah negeri sangat berbeda dengan nuansa Islam/IT/Boarding. Biasanya di awal masuk, ank kaget karena suasananya jauh dari sekolah sebelumnya, dg gurunya, teman-teman, pergaulan, dan sistemnya karena tdk terbiasa. Tapi itu kesempatan bagi ank utk melangkah lebih luas, jauh di luar itu bnyk rintangan dan tantangan. Bagi orang tua pun kesempatan untuk terus memotivasi.”
Fauziah Ghozy: “Alhamdulillah..sukses trus ya…. Klo aku karena pengalaman anak pertama SMA Negri walau tetap terjaga dalam agamanya…tapi jadi pertimbangan adiknya harus bertahan dipondok SMA nya..banyak hal ga bisa diceritakan..tapi perbedaan yang kami rasakan emang ada..betul apa kata Lulu Zuhriana setip orang tua punya cara mendidik yg berbeda..makanya kami lebih suka adiknya tetep mondok karena melihat banyak lebih baiknya klo mondok..dan ternyata anak mondok dari cara berpikir menuju kedewasaan nya pas kelas 10 terasa banget… Semangat buat semuanya…
Karena mencari ilmu agama wajib dimanapun dia berada sekolahnya…
Dan yg paling penting juga salah satunya skill..orang tua harus jeli..skill anak ada dimana..jadi kita bisa mengarahkan sesuai apa keinginannya..”
Just Sharing, Pola Sekolah Mba Mas Ade
Sejak akhir tahun lalu, sekitar bulan november, saat dimulainya pendaftaran SMA AsSyifa Boarding School begitu banyak orangtua murid , bunda, ustadz, sahabat dan teman yang menanyakan kenapa Aqil tidak turut mendaftar melanjutkan SMA di Asbosch (pent. Assyifa Boarding School)
Sampai semalam pertanyaan masih terus datang “Mba, pola sekolah anak-anak mba itu SMP boarding dan SMA semua negri ya? Kenapa begitu? Share dong mbaa”…hihi
Sekedar Berbagi Cerita…
Setiap keluarga punya cara mendidik, menyayangi dan mencintai anaknya, yang insya allah saya yakin yang terbaik menurut masing2 keluarga
Saya tidak bisa mengklaim ini yang terbaik tapi inilah yang kami anggap paling cocok dan sesuai dengan pola asuh keluarga kami. Setiap keluarga boleh dan sangat mungkin berbeda
Dan keputusan menyekolahkan mba Kai dan mas Aqil ke SMU negri bukanlah keputusan tiba2 yang pop up dalam satu dua tahun untuk kami, melainkan sudah kami bicarakan dan rumuskan jauh2 hari diawal pernikahan kami, bahkan saat janin mba Kai pun belum ada di perut saya, begitulah pak suami…
Bahasan seru pertama dimasa hanimun adalah “Kalo Allah kasih anak, nanti konsep sekolahnya mo gimana?! ” ya salaaaam … hihi
Tapi saya bersyukur rencana kami diawal tidak meleset jauh dari harapan.
Adalah cita2 kami bisa menyekolahkan anak2 sejak playgroup sampai SMP disekolah2 terbaik berbasis agama (Islam Terpadu).
Playgroup dan TK adalah masa golden age penanaman konsep agama krusial dan sosialisasi utk anak, kami ingin anak2 faham konsep dasar dan pembiasaan ibadah yg menyenangkan. Alhamdulillah bertemu KB-TKIT Abata yang guru2 dan konsep pendidikannya masya allah luar biasa
Sekolah dasar, SDIT Baitul Maal , sekolah dasar anak2 kami lumayan jauh dari rumah, lintas kota lintas provinsi kami harus menempuh jarak 7-8 km dari rumah, bukan tanpa alasan tapi kami menganggap sekolah dasar inilah yang cocok dengan pola asuh kami dirumah, pun konsep pendidikan yg sesuai dg perkembangan usia anak yang ada pada fase disiplin dan tanggung jawab.
Fase menanaman konsep aqidah dan ibadah menjadi bagian penting dikeseharian ananda. Alhamdulillah pendidikan karakter pun menjadi bagian yg jadi prioritas tumbuh kembang ananda. Akademis? Buat saya ini bonus tapi masya allah sisi akademisnyapun tak bisa dipungkiri sangat memuaskan, alhamdulillah
Tahap transisi anak menuju remaja sudah kami persiapkan ” inception” untuk Boarding sejak ananda kelas 3 SD.
Baca Juga: Tips Pengkondisian Agar Anak Mau Mondok
Kenapa Harus Boarding?
Fase remaja adalah fase “terberat” mencari dan menemukan jati diri, konsep diri, kami berharap ananda kami bisa menemukan semuanya di lingkungan terbaik yang kondusif dan teman2 yang baik, dengan pembimbing yang baik dan suasana yang baik yang nantinya akan senantiasa mereka rindukan sebagaimana fitrahnya memanggil.
Syukur alhamdulillah impian ananda tercapai untuk bisa bertumbuh di suasana “kota santri”
Yang menyamankan dan mendewasakan.
Berusaha beradaptasi dg segala yang baru, belajar mandiri dan menyelesaikan masalah sendiri, belajar bersimpati berempati dan menghargai setiap perbedaan, belajar mensiasati rindu dan ketidaknyamanan, ah masya allah…betapa kaya pengalaman. Bukan itu saja, belajar konsep2 beragama dengan baik, pembiasaan ibadah2 tidak hanya berupa ritual tapi menjadi kenikmatan, dibekali hafalan al quran dan hadist, disiapkan menjadi daiyah dan dilatih dilingkungan sosial sedimikian rupa, masya allah.
Jazakallah AsSyifa Boarding School.
Selengkapnya, bisa langsung dibaca di FB-nya KLIK DISINI
Semoga bermanfaat, Testimoni Orang Tua Murid Assyifa Inspirasi Pola Sekolah di Boarding School.
Baca Juga: Berapa Biaya Masuk AsSyifa Boarding School 2020-2021
Berbagi dengan Admin Follow IG @referensimuslim_