referensimuslim.com – Para sahabat, saat turun ayat wakaf ini berbondong-bondong menemui Rasulullah Saw, salah satunya seperti yang disebutkan dalam tafsir Ibnu Katsir yg dikutip dari hadits shahih Bukhari.
Allah Ta’ala berfirman;
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menginfakan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu infakan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (QS. Ali-Imran/3: 92)
Wakaf Cara Langit Kekalkan Kebaikan!!
Telah menceritakan kepada kami [‘Abdullah bin Yusuf] telah mengabarkan kepada kami [Malik] dari [Ishaq bin ‘Abdullah bin Abu Thalhah] bahwa dia mendengar [Anas bin Malik radliallahu ‘anhu] berkata; Abu Thalhah adalah orang yang paling banyak hartanya dari kalangan Anshar di kota Madinah berupa kebun pohon kurma dan harta benda yang paling dicintainya adalah Bairuha’ (sumur yang ada di kebun itu) yang menghadap ke masjid dan Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam sering mamemasuki kebun itu dan meminum airnya yang baik tersebut.
Berkata, Anas; Ketika turun firman Allah Ta’ala (QS Ali ‘Imran: 92 yang artinya): “Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai”, Abu Thalhah mendatangi Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam lalu berkata; “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah Ta’ala telah berfirman: “Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai”, dan sesungguhnya harta yang paling aku cintai adalah Bairuha’ itu dan aku menshadaqahkannya di jalan Allah dengan berharap kebaikan dan simpanan pahala di sisiNya, maka ambillah wahai Rasulullah sebagaimana petunjuk Allah kepadanu”. Dia (Anas) berkata,: “Maka Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: Wah, inilah harta yang menguntungkan, inilah harta yang menguntungkan. Sungguh aku sudah mendengar apa yang kamu niyatkan dan aku berpendapat sebaiknya kamu shadaqahkan buat kerabatmu”. Maka Abu Thalhah berkata,: “Aku akan laksanakan wahai Rasululloloh. Maka Abu Thalhah membagi untuk kerabatnya dan anak-anak pamannya”.
Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa Abu Thalhah mewakafkan harta yang paling dicintainya dan ia diperintahkan untuk menginfaqkan sebagian hasil dari panen kebun kurma itu kepada kerabat dan keluarga dari pamannya. Rasulullah Saw menyatakan dengan wakaf kebun itu yang manfaatnya dirasakan oleh umat dan hasilnya oleh sebagian keluarga dan kerabatnya, “Bakh, dzalika malun rabih, dzalika malun Rabih”. Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani makna “malun rabih” itu adalah pahalanya terus sampai kepadanya secara kontinyu dan tidak terputus.
Keimanan Sahabat dan Kita!!
Apakah 100rb atau 100jt harta yang kita cintai?! Tentunya jawaban ada di diri kita masing-masing! Jika ada program wakaf https://bit.ly/wakaf95k rasakan getarannya, wakaf 100rb, 1jt, 10jt atau 100jt!
Tentunya, keimanan sahabat tidak tertandingi! Namun, bukan berarti kita tidak bisa meneladani mereka, karena sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang kita infakan, seperti disebutkan dalam surat Ali-Imran ayat 92 ini! Inilah cara langit kekalkan kebaikan!!