Tadabur Al-Quran Tafsir Surat Al-Lail, Dimudahkan dalam Kebaikan!

Alhamdulillah kembali bisa berbagi dalam kajian tematik. Tadabur Al-Quran Tafsir Surat Al-Lail, dengan judul “Dimudahkan dalam Kebaikan” kajian tematik KPP Pratama Subang. Semoga Bermanfaat!

Simak Videonya Tafsir Surat Al-Lail KLIK DISINI

Pengantar Surat Al-Lail

Surah Al-Lail (bahasa Arab:الّيل, al-Layl, “Malam”) adalah surah ke-92 dalam al-Qur’an. Surah ini terdiri atas 21 ayat, 71 kata dan 616 huruf, termasuk golongan surah Makkiyah, diturunkan sesudah Surah Al-A’la. Surat ini dinamai Al Lail (malam), diambil dari perkataan Al Lail yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Surah al-Lail merupakan replika kehidupan manusia. Surah ini berbicara tentang bagaimana manusia menyikapi kehidupan yang ia alami. Terutama terkait harta dan kenikmatan, yang nantinya mengarahkan mereka menjadi dua golongan; apakah golongan yang beruntung, ataukah yang merugi.

Sababun Nuzul Surat Al-Lail

Dalam riwayat Ibnu Hatim dikatakan bahwa surah al-Lail turun berkenaan pemilik pohon kurma yang bakhil. Diceritakan bahwa pemilik pohon kurma tersebut memiliki pohon yang mayangnya menjulur hingga ke rumah tetangganya yang fakir dan memiliki banyak anak. Tiap kali berbuah, ia memetik hasilnya dari rumah tetangganya, namun bila kurma tersebut jatuh dan dipungut oleh anak-anak tetangganya yang fakir, ia segera merampasnya. Bahkan yang sudah masuk ke mulut anak-anak itu juga dipaksa dikeluarkannya.
Maka lelaki yang miskin itu mengadu kepada Nabi Saw. dan menceritakan kepada beliau sikap dari pemilik buah kurma tersebut. Nabi Saw. bersabda kepadanya, “Sekarang mari kita berangkat.” Lalu Nabi Saw. menjumpai lelaki pemilik pohon kurma itu dan bersabda kepadanya: Berikanlah kepadaku pohon kurmamu yang cabangnya berada di pekarangan rumah si Fulan, maka engkau akan mendapatkan gantinya sebuah pohon kurma di surga nanti. Lelaki pemilik kurma itu menjawab, “Bisa saja aku memberikannya, tapi sesungguhnya aku banyak memiliki pohon kurma, ternyata tiada suatu pun darinya yang buahnya lebih aku sukai daripada buah pohon kurma yang ini.” Nabi Saw. pergi, dan beliau diikuti oleh seseorang yang mendengar pembicaraan Nabi Saw. kepada lelaki pemilik kurma itu, lalu ia berkata, “Wahai Rasulullah, jika pohon kurma itu aku ambil dan telah menjadi milikku, dan aku berikan kurma itu kepada engkau, apakah engkau akan memberiku sebagai gantinya sebuah pohon kurma di surga?'” Rasulullah menjawab, “Ya.” Kemudian lelaki itu menjumpai lelaki pemilik kurma tersebut; keduanya adalah pemilik pohon kurma yang banyak jumlahnya. Lalu ia berkata kepadanya, “Aku akan menceritakan kepadamu, bahwa Muhammad bersedia memberiku sebuah pohon kurma di dalam surga sebagai ganti dari pohon kurmaku yang condong ke pekarangan rumah si Fulan. Maka kukatakan kepadanya bahwa aku bisa saja memberikannya, tetapi buah pohon kurma itu benar-benar sangat kusukai.” Lelaki itu diam tidak menanggapi, lalu ia berkata kepada pemilik kurma itu, “Bagaimanakah pendapatmu jika kamu jual saja pohon kurma itu.” Pemilik kurma menjawab, “Tidak akan, kecuali jika gantinya adalah sesuatu yang berarti. Tetapi menurut dugaanku, tiada seorang pun yang mau menukarkannya.” Lelaki itu bertanya (kepada pemilik kurma itu), “Lalu berapakah jumlah yang engkau inginkan sebagai gantinya?” Lelaki pemilik kurma itu menjawab, “Empat puluh pohon kurma.” Lelaki itu berkata, “Sesungguhnya engkau terlalu membesar-besarkan masalah, satu pohon kurmamu minta ditukar dengan empat puluh pohon kurma lainnya.” Keduanya terdiam, dan keduanya memulai pembicaraan lagi. Pada akhirnya lelaki itu menyerah dan berkata, “Baiklah, aku ganti satu pohon kurmamu itu dengan empat puluh pohon kurmaku.” Pemilik kurma berkata, “Adakah persaksian jika engkau adalah seorang yang benar.” Maka lelaki itu menyuruh orangnya untuk memanggil orang banyak, lalu ia berkata, “Saksikanlah oleh kalian, bahwa sesungguhnya aku memberi sebagian dari pohon kurma milikku sebanyak empat puluh pohon sebagai penukaran dari sebuah pohon kurmanya yang cabangnya condong ke dalam pekarangan rumah si Fulan ibnu Fulan.” Kemudian lelaki itu bertanya, “Bagaimanakah pendapatmu dengan persaksian ini?” Pemilik kurma menjawab, “Aku rela.” Kemudian pemilik kurma itu berkata, “Tiada jual beli antara aku dan kamu selama kita belum berpisah.” Lelaki itu berkata, “Sesungguhnya Allah telah memecatmu, dan aku bukanlah orang yang pandir saat memberimu empat puluh pohon kurma sebagai ganti dari sebuah pohon kurmamu yang condong itu.” Pemilik kurma berkata, “Sesungguhnya aku rela, dengan syarat engkau memberiku empat puluh pohon kurma menurut apa yang kukehendaki.” Dan pemilik kurma itu berkata lagi, “Engkau memberiku berikut dengan pohonnya.” Lelaki itu diam sejenak, lalu berkata, “Ya, empat puluh pohon kurma berikut semua batangnya adalah untukmu,” lalu ia mengajak saksi-saksi saat menghitung empat puluh batang pohon kurma tersebut, setelah itu keduanya bubar. Kemudian lelaki itu pergi menghadap Rasulullah Saw. dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya pohon kurma yang condong ke dalam pekarangan rumah si Fulan itu telah menjadi milikku, maka aku berikan ia kepadamu.” Maka Rasulullah Saw. pergi menjumpai lelaki yang miskin lagi banyak anaknya itu, lalu bersabda kepadanya: Sekarang pohon kurma itu adalah menjadi milikmu dan anak-anakmu.

Riwayat-riwayat lain menyebutkan, bahwa sebagian besar isi surah Al-Lail turun berkenaan kedermawanan Abu Bakar. Al-Hakim menyebutkan bahwa ayat 5 hingga ayat terakhir surah ini turun berkenaan dengan kedermawaan Abu Bakar yang memerdekakan hamba-hamba yang lemah. Sementara riwayat Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Urwah menyebutkan Abu Bakar telah memerdekakan 7 hamba-hamba yang disiksa majikannya karena beriman kepada Allah sehingga turun ayat 17 hingga 21 surah ini berkenaan kedermawaannya. Riwayat lain juga menyebutkan bahwa ayat 19 hingga 21 surah ini turun berkenaan dengan kedermawaan Abu Bakar.

Download Materinya: Tadabur Al-Quran Tafsir Surat Al-Lail, Dimudahkan dalam Kebaikan!

Baca Juga: Tadabur Al-Quran Tafsir Surat Ad-Dhuha, Belajar Bersyukur!

Silahkan tulis komentar Anda disini!

Your email address will not be published. Required fields are marked *

kompilasi_tafsir_juz30