Alhamdulillah kembali bisa berbagi dalam kajian tematik. Tadabur Al-Quran Tafsir Surat Al-Fajr ayat 1-14, dengan judul “Balasan yang Berbuat Kerusakan dan Kesewenang-wenangan!” kajian tematik KPP Pratama Subang. Semoga Bermanfaat!
Simak Videonya Tafsir Surat Al-Fajr ayat 1-14 KLIK DISINI
Pengantar Surat Al-Fajr
Surah Al-Fajr (bahasa Arab:الفجر, “Fajar”) adalah surah ke-89 dalam al-Qur’an. Surah ini tergolong surah Makkiyah yang terdiri dari 30 ayat, 139 kata dan 584 huruf. Dinamakan Al-Fajr yang berarti Fajar diambil dari perkataan Al-Fajr yang terdapat pada ayat pertama surah ini.
Tafsir Ibnu Katsir menyebutkan, kata Al Fajr dimaknai sebagai waktu shubuh. Hal tersebut juga dikemukakan oleh ‘Ali, Ibnu ‘Abbas, dari Masruq, dan Muhammad bin Ka’ab.
Menurut Sayyid Quthb dalam Tafsir Fi Zhilahil Quran, secara umum surat Al Fajr merupakan bisikan tentang iman, takwa, kesadaran, dan kehati-hatian. Di dalamnya juga mengandung perjalanan, kesan, dan bayang-bayang.
Intisari Surat Al-Fajr
1. Kaum yang berbuat kerusakan dan sewenang-wenang
Surat Al Fajr diawali dengan sumpah terhadap fajar dan malam kesepuluh. Beberapa riwayat mengatakan malam kesepuluh yang dimaksud dalam surat tersebut adalah bulan Dzulhijjah. Ada juga yang mengatakan sepuluh dari bulan Muharam, dan ada juga sepuluh dari bulan Ramadhan.
Ibnu Katsir, Ibnu ‘Abbas, Ibnuz Zubair, Mujahid, dan orang-orang dari kalangan Salaf dan Khalaf mengartikan bahwa yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah waktu fajar pada hari raya kurban. Malam kesepuluh adalah sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah.
Pada ayat 6-14 menerangkan tentang tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh kaum-kaum terdahulu hingga mereka menerima azab Allah SWT. Mereka adalah kaum yang berbuat kehancuran di muka bumi. Adapun kaum yang disebutkan adalah kaum ‘Aad, kaum Tsamud, dan kaum Fir’aun.
2. Perbuatan Manusia di Dunia
Masih dalam tafsir yang sama, Sayyid Quthb menjelaskan bahwa Al Quran periode Mekkah berbicara kepada manusia tentang segala bentuk kejahiliahan. Dalam ayat selanjutnya menerangkan tentang masalah kelapangan dan kesempitan rezeki. Harta dan kedudukan yang dimiliki menyebabkan orang menjadi serakah, tamak, dan kikir.
Pada bagian ini dijelaskan tentang perbuatan yang sudah menjadi hukum Allah SWT sebagaimana yang disebutkan di atas
3. Penyesalan Hari Akhir
Setelah menjelaskan tentang kesalahan dalam memaknai ujian Allah SWT berupa kelapangan dan kesempitan rezeki, pada ayat 21-26 menerangkan tentang ancaman tentang hari pembalasan dan hakikatnya.
Ibnu Katsir menjelaskan, ayat tersebut memberitahukan tentang apa yang terjadi di hari Kiamat kelak. Di hari itu ada peristiwa dahsyat dan menyeramkan.Sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim, “Pada hari itu Neraka Jahannam akan dihadirkan, di mana Neraka ini mempunyai tali kekang 70.000 buah. Setiap tali kekang dipegang oleh 70.000 Malaikat, mereka menariknya.” (HR. Muslim).
Sementara itu, menurut Sayyid Quthb surat tersebut diakhiri dengan jiwa muthmainnah. Yaitu jiwa yang beriman dari alam tertinggi. Merekalah golongan orang-orang yang akan masuk ke dalam surga-Nya.
Sababun Nuzul Surat Al-Fajr
Dikutip dari Jurnal At-Tibyan, diriwayatkan oleh Imam Al-Nasai, Abd Al-Wahhab bin Al Hakam telah memberitakan kepada kami, Yahya bin Sa’id telah memberitakan kepada kamu dari Sulaiman dari Muharib bin Disar dan Bi Shalih, mereke berdua berkata dari Jabir berkata: “Suatu ketika Mu’adz melaksanakan salat lalu datanglah seorang lelaki salat bersamanya dan memanjangkan bacaan salatnya. Lelaki tersebut lalu salat di salah satu sisi masjid. Mu’adz menghampiri lelaki tersebut dan mengatakan kamu adalah seorang munafik. Lalu lelaki tersebut mengadukan peristiwa yang terjadi padanya di masjid kepada Rasulullah Saw tentang perlakuan Mu’adz dan Rasulullah Saw bersabda dan bertanya kepada Mu’adz: Apakah engkau ingin menarik perhatian wahau Mu’adz? Apakah engkau mengabaikan pujian-pujian terhadap Allah SWT diberbagai surat seperti Al-A’la ayat 1, Al-Syams ayat 1, Al Fajr ayat 1 dan Al Lail ayat 1”.