Alhamdulillah kembali bisa berbagi dalam kajian tematik. Tadabur Al-Quran Tafsir Surat Al-Kautsar, dengan judul “Nikmat yang Banyak” kajian tematik KPP Pratama Subang. Semoga Bermanfaat!
Intisari Surat Al-Kautsar
Surat Al-Kautsar (الكوثر) adalah surat ke-108 dan merupakan surat terpendek dalam Al Quran.
Surat ini terdiri dari tiga ayat, 10 kata, dan 43 huruf. Merupakan Surat Makkiyah, menurut mayoritas ulama. Ia adalah surat ke-14 atau ke-15 yang turun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Yakni setelah Surat Al-Adiyat dan sebelum surat At-Takatsur.
Ada sebagian ulama yang berpendapat surat ini Madaniyah karena di dalamnya memerintahkan inhar (berkorbanlah). Sedangkan ibadah qurban disyariatkan setelah hijrah ke Madinah. Namun pendapat ini ditolak ulama lainnya karena sejak di Makkah sudah dikenal penyembelihan binatang sebagai pengorbanan.
Dinamakan surat Al-Kautsar yang merupakan nama sungai di surga dan dapat pula diartikan nikmat yang banyak, diambil dari ayat pertama dari surat ini. Surat ini juga dinamakan Surat An-Nahr, diambil dari ayat kedua.
Simak Videonya KLIK DISINI
Asbabun Nuzul Surat Al-Kautsar
Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu terkait asbabun nuzul Surat Al Kautsar. Bahwa Rasulullah menundukkan kepalanya sejenak lalu beliau mengangkat kepalanya seraya tersenyum. Para sahabat bertanya, “Mengapa engkau tersenyum ya Rasulullah?”
Maka Rasulullah menjawab, “Sesungguhnya telah diturunkan kepadaku suatu surat.” Lalu beliau membaca Surat Al-Kautsar. “Tahukah kalian apakah Al-Kautsar itu?”
Mereka menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
هُوَ نَهْرٌ أَعْطَانِيهِ رَبِّى عَزَّ وَجَلَّ فِى الْجَنَّةِ عَلَيْهِ خَيْرٌ كَثِيرٌ يَرِدُ عَلَيْهِ أُمَّتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ آنِيَتُهُ عَدَدُ الْكَوَاكِبِ يُخْتَلَجُ الْعَبْدُ مِنْهُم فَأَقُولُ يَا رَبِّ إِنَّهُ مِنْ أُمَّتِى. فَيُقَالُ لِى إِنَّكَ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ
Al-Kautsar adalah sebuah sungai (telaga) yang diberikan kepadaku oleh Tuhanku di dalam surga. Padanya terdapat kebaikan yang baik. Umatku kelak akan mendatanginya di hari kiamat. Jumlah wadah-wadah (bejana-bejana)nya sama dengan bilangan bintang-bintang. Diusir darinya seseorang hamba, maka aku berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya dia dari umatku.” Maka dikatakan, “Sesungguhnya kamu tidak mengetahui apa yang telah dibuat-buatnya sesudahmu.” (HR. Ahmad; shahih)
Berdasarkan asbabun nuzul ini, sebagian ulama berpendapat surat Al-Kautsar adalah madaniyah. Karena Anas bin Malik masuk Islam setelah Rasulullah hijrah ke Madinah. Namun ada pula yang berpendapat, surat ini turun di Makkah, lalu diturunkan lagi di Madinah. Ibnu Katsir dalam tafsirnya tidak memastikan apakah Al-Kautsar ini makkiyah atau madaniyah.
Asbabun nuzul yang lain, surat ini turun berkenaan dengan Ash bin Wail. Dia menghina Rasulullah sebagai abtar (terputus) karena putra beliau meninggal sehingga nasabnya terputus. Lalu Allah menurunkan surat ini memberitakan bahwa Ash bin Wail yang telah memusuhi Rasulullah itulah yang abtar. Peristiwa itu terjadi di Makkah sehingga menjadi hujjah bahwa surat ini merupakan surat Makkiyah.