Alhamdulillah kembali bisa berbagi dalam kajian tematik. Tadabur Al-Quran Tafsir Surat An-Nashr, dengan judul “Kemenangan dan Perpisahan” kajian tematik KPP Pratama Subang. Semoga Bermanfaat!
Intisari Surat An-Nashr
Surat An Nasr (النصر) adalah surat ke-110 dalam Al Quran. Surat ini terdiri dari tiga ayat, 19 kata dan 80 huruf, ia merupakan Surat Madaniyah, meskipun turunnya tidak di Madinah. Sebab penggolongan surat Makkiyah dan Madaniyah bukanlah berdasarkan tempat turunnya tetapi berdasarkan waktu turunnya. Surat yang turun sebelum hijrah ke Madinah digolongkan sebagai surat Makkiyah. Sedangkan surat yang turun sesudah hijrah disebut Surat Madaniyah.
Dinamakan surat An Nasr yang berarti pertolongan karena surat ini membicarakan pertolongan Allah. Nama tersebut diambilkan dari ayat pertama surat ini.
Ia dinamakan juga Surat Idza jaa’a nashrullaahi wal fath, sebagaimana bunyi awal surat ini. Ia juga dinamakan surat At Taudi’ (perpisahan) karena terdapat isyarat dekatnya ajal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Sebab Turunnya Surat (Sababun Nuzul) An-Nashr
Surat An Nasr adalah surat yang terakhir diturunkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Yakni setelah surat At Taubah. Menurut Ibnu Katsir, ia diturunkan di Mina sewaktu Haji Wada’. Namun ada pula yang berpendapat diturunkan sebelum Fathu Makkah.
Asbabun Nuzul Surat An Nasr ini terkait dengan dua hal. Pertama, ia mengabarkan kemenangan dan masuk Islamnya orang-orang Arab berbondong-bondong. Kedua, ia mengisyaratkan telah dekatnya ajal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu menjelaskan bahwa surat ini diturunkan pada pertengahan hari-hari tasyrik. “Maka aku mengetahui bahwa hal ini merupakan al wada’ (perpisahan),” kata Ibnu Umar.
Mengenai Asbabun Nuzul Surat An Nasr, Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu menjelaskan bahwa setelah Allah menurunkan surat ini, Rasulullah memanggil Fatimah radhiyallahu ‘anha. Fatimah menangis saat Rasulullah mengabarkan bahwa ajalnya telah dekat. Lalu Fatimah tersenyum karena Rasulullah bersabda:
لاَ تَبْكِى ، فَإِنَّكِ أَوَّلُ أَهْلِى لاَحِقٌ بِى
“Jangan menangis, karena sesungguhnya engkau adalah keluargaku yang paling awal menyusulku.” (HR. Ad Darimi dan Thabrani; hasan)
Terkait juga dengan asbabun nuzul surat An Nasr, Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Umar bin Khattab menyertakan beliau dalam majelis para pahlawan perang Badar. Sebagian pahlawan Badar keberatan Ibnu Abbas dimasukkan dalam majlis itu.
Lalu Umar pun menguji mereka semua. “Apa pendapat kalian mengenai firman Allah idza ja’a nashrullahi wal fath dalam surat An Nasr?”
“Allah memerintahkan kita untuk bertahmid dan beristighfar kepada-Nya jika Dia menolong dan memberi kemenangan,” jawab salah seorang dari mereka. Yang lain diam, tidak ada jawaban berbeda.
“Apakah demikian pendapatmu wahai Ibnu Abbas?”
“Tidak wahai Amirul Mukminin. Idza ja’a nashrullahi wal fath merupakan isyarat ajal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang Allah beritahukan kepada beliau. Datangnya kemenangan dan fathu Makkah merupakan tanda ajal beliau.”
“Aku tidak mengetahui tafsir surat An Nasr ini melainkan apa yang kamu katakan,” pungkas Umar.