Alhamdulillah kembali bisa berbagi dalam kajian tematik. Tadabur Al-Quran Tafsir Surat Al-Alaq, dengan judul “Membaca Kunci Peradaban Islam” kajian tematik KPP Pratama Subang. Semoga Bermanfaat!
Simak Videonya Tafsir Surat Al-‘Alaq KLIK DISINI
Intisari Surat Al-’Alaq
Para ulama sepakat bahwasanya surat Al-‘Alaq adalah surat Makiyyah yang diturunkan kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam sebelum berhijrah ke kota Madinah, karena surat ini diturunkan kepada Nabi ketika beliau di gua Hira. Sebagaimana masyhur diketahui di tengah kaum kaum muslimin. Surat ke-96 terdiri dari 19 ayat, 72 kata dan 288 huruf.
Surah Al-‘Alaq Merupakan surah ke- 96 dalam al-Qur’an. Yang terdiri 19 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Ayat 1 sampai 5 dari surah ini adalah ayat Al-Quran yang pertama kali diturunkan, yaitu di waktu Nabi Muhammad bertafakur di gua Hira.
Surah ini dinamai Al ‘Alaq yang artinya segumpal darah, diambil dari perkataan Alaq yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Surat ini dinamai juga dengan Iqra’ atau Al Qalam.
Asbabun Nuzul Surat Al-’Alaq
Dari Aisyah yang menceritakan bahwa permulaan wahyu yang disampaikan kepada Rasulullah Saw. berupa mimpi yang benar dalam tidurnya. Dan beliau tidak sekali-kali melihat suatu mimpi, melainkan datangnya mimpi itu bagaikan sinar pagi hari. Kemudian dijadikan baginya suka menyendiri, dan beliau sering datang ke Gua Hira, lalu melakukan ibadah di dalamnya selama beberapa malam yang berbilang dan untuk itu beliau membawa perbekalan secukupnya. Kemudian beliau pulang ke rumah Khadijah (istrinya) dan mengambil bekal lagi untuk melakukan hal yang sama.
Pada suatu hari ia dikejutkan dengan datangnya wahyu saat berada di Gua Hira. Malaikat pembawa wahyu masuk ke dalam gua menemuinya, lalu berkata, “Bacalah!” Rasulullah Saw. melanjutkan kisahnya, bahwa ia menjawabnya, “Aku bukanlah orang yang pandai membaca.” Maka malaikat itu memegangku dan mendekapku sehingga aku benar-benar kepayahan olehnya, setelah itu ia melepaskan diriku dan berkata lagi, “Bacalah!” Nabi Saw. menjawab, “Aku bukanlah orang yang pandai membaca.” Malaikat itu kembali mendekapku untuk kedua kalinya hingga benar-benar aku kepayahan, lalu melepaskan aku dan berkata, “Bacalah!” Aku menjawab, “Aku bukanlah orang yang pandai membaca.” Malaikat itu kembali mendekapku untuk ketiga kalinya hingga aku benar-benar kepayahan, lalu dia melepaskan aku dan berkata: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. (Al-‘Alaq: 1) sampai dengan firman-Nya: apa yang tidak diketahuinya. (Al-‘Alaq: 5) Maka setelah itu Nabi Saw. pulang dengan hati yang gemetar hingga masuk menemui Khadijah, lalu bersabda: “selimutilah aku! zammiluni!