Membaca al Quran dalam keadaan Haid (5) : Fatwa Syekh Abdul Azis bin Baz

referensimuslim.com – Para ulama rahimahullah berbeda pendapat apakah muslimah yang haid, nifas dan yang junub boleh membaca al Quran atau tidak. Sebagaian ulama berpendapat tidak boleh (haram) bagi muslimah yang haid membaca al Quran. Mereka berargumentasi dengan dalil bahwa Rasulullah Saw saat dalam keadaan junub tidak membaca al Quran, karena junub adalah hadats besar dan …

Membaca al Quran dalam keadaan Haid (6) : Fatwa Syekh Ibrahim Jalhul (Mufti Mesir)

referensimuslim.com – Hal ini memang para ulama berbeda pendapat. Jumhur fuqoha berpendapat bahwa membaca al Quran dalam keadaan haid tidak diperkenankan (haram) sampai selasai haidnya atau suci. Tidak ada pengecualian, dan hanya di bolehkan membaca zikir dengan maksud bukan membaca al Quran, seperti: Bismillahirrahmaanirrahim, innalillahi wainna ilahi rajiun, robbanaa aatina fiddunya hasanah, dan kalimat zikir …

Renungan Menulis Buat Saya, Anda dan Kita!!

Kenapa hingga kini mereka begitu dekat dengan kita? Kenapa nama-nama seperti; Sayid Sabiq, Ibnul Qoyim, Imam Bukhari, Imam Muslim dan sejumlah nama besar lainnya begitu lekat di telinga kita?! Jawaban yang paling mendasar karena mereka memiliki karya tulis atau gagasan dan ilmu mereka ditulis, ditulis, ditulis dan ditulis! Sebut saja misalnya, Fiqhu as Sunnah jilid …

MELESTARIKAN POHON KEMENANGAN

Tidak ada perpisahan yang lebih mengharukan dari pada perpisahan dengan Ramadhan. Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah. Di dalamnya kita semua dihantarkan secara perlahan menuju titik fitrah. Titik penciptaan kita yang bersih dan suci … read more Allahu Akbar 3X…Ma’asyiral Muslimin wal muslimat Rahimakumullah!….. Puji serta syukur senantiasa kita lantunkan dan panjatkan kehadirat Allah Swt, …

Film “Sang Pencerah” Sebuah Pelajaran Sejarah

Film garapan Sutradara Hanung Bramantyo ini syarat pelajaran sejarah. Sebuah film yang patut kita saksikan sebagai inspirasi dan motivasi sekaligus pencerahan. Ya demikian judul film ini “Sang Pencerah”. Film ini diawali dengan cerita di Jogjakarta tahun  1867-1912 yaitu seorang pemuda belia 21 tahun bernama Darwis (berganti nama jadi Ahmad Dahlan) yang gelisah dengan keadaan masyarakat …